Monday, July 29, 2013

photo(s)

Iseng ngebukain album-album foto lama dan menemukan beberapa hasil jepretan saya, pake kamera saku Casio, entah seri apa.

siluet pohon mangga mati di balkon rumah

siluet pohon di jalan Bhayangkara diambil dari balkon rumah

Jembatan Suramadu, opening 

Pantai Krakal, a long time ago

terendam air lumpur, Lapindo-Sidoarjo

Stasiun di Surabaya, entah apa namanya bukan Gubeng kayaknya

twilight flight Jakarta-Solo

Jembatan Suramadu, opening, berasa udah sok ngerti arsitektur gitu haha

Sunday, July 28, 2013

buber tahun lalu

kamera saku, sony

Iyaaaa, habis buka-buka folder foto terus nemuin foto-foto buka bersama bareng sama anak panti tahun lalu. Ternyata belum di post di blog huhuhuhu, pokoknya seru lah tahun lalu. Ada banyak games semacam games 17an, terus buka bareng deh. Tahun ini belum sempet, mungkin karena pada sibuk temen-temen. Kyaaa~

tentang pagi

camera phone

Woaaaaah ini pertama kalinya saya pulang naik kereta paling pagi, jam 5.20! Dan inilah pemandangannya, mahatari terbit dari jendela kaca kereta Sriwedari terlihat sangat bulat, oranye, kayak kuning telur bebek! Dari cuma langit berwarna kekuningan, muncul seperduabelas kuningan telur-setengah-tiga perempat, lalu eeeh keretanya belok, jadi nggak keliatan lagi deh -_-

Kalo ditulis sok dramatis dari hasil imajinasi begini kira-kira,



Bersamamu, akhirnya kurasakan hangat ini, pagi buta sebelum dedaunan berfotosintesis, yang mengubah pandanganku tentang sang fajar. 

Dari tempatku terlelap, kau menghampiriku, bertanya sudah siapkah untuk pergi. Aku hanya mengangguk sambil mengepak barang-barangku. Tas ransel berisi sebuah kamera plus sebuah lensanya serta berisi jaket dan pakaian tebal untuk kupakai jika dingin melanda nantinya. Di depan kamarku kau tersenyum menyambutku hangat di pagi yang dingin. Sambil melihatku menyimpul tali sepatu converse butut kau tersenyum lagi, lalu berkata. "Ini perjalanan pertama kita, semoga menyenangkan. Kau siap, kan?" tanyanya sekali lagi. Dan "Yep! Tentu!" jawabku, sebenarnya dengan malas. Kenapa kau mengajaku pergi sepagi ini, aku benci pagi!

Stasiun Tugu, kami menunggu kereta kami yang hendak membawa kami ke arah timur. Dingin sekali pagi itu. Ku masukkan tanganku ke saku jaket, kamu juga. Kita menunggu, dalam diam. Terlihat mencoba menghangatkan diri masing-masing. Lalu kau menatapku dari samping. Aku membalas. "Sebentar lagi kereta datang." "Yah, lebih cepat lebih baik. Aku tak tahan lagi." jawabku ketus. 

Tak beberapa lama kereta ekonomi yang kami tumpangi datang. Kami masuk dan duduk bersampingan. Kereta melaju ke arah timur, ke arah matahari terbit dan menyentrongkan sinarnya yang kuanggap mengerikan. Dengan nada masih bete aku berkata, "Sebentar lagi matahari muncul, kita menghadapnya. Pasti silau, daaaan.. bikin pusing. Aku mau tidur saja." kataku, lalu menutupi wajahku dengan cardigan yang ku pegang. Kamu hanya tersenyum, lalu memejamkan mata juga. 

Waktu itu aku mengecek jam di handphone, 5.40 lalu ku cek aplikasi cuaca juga, sunrise, 5.50. Ah sebentar lagi matahari terbit! Pikirku, aku memejamkan mata, takut silau. Semenit berlalu, aku tak bisa terlelap juga. Dua menit aaah sial. Akhirnya kuberanikan diri membuka mataku. Semburat kuning mulai terlihat di depan mataku. Entah apa yang ada dipikranku, aku malah mengambil kamera dari tas ranselku. Bersiap memotret. Kulirik kamu, masih terlelap. Aku diam, melanjutkan menyetel kamera. Menjelang 5.48 langit mulai berwarna oranye, entah kenapa jantungku berdegup. Aku mulai bersemangat. Sebentar kemudian munculah apa yang selama ini ku benci. Bulat, oranye dan hangat. Matahari terbit. Ya, dia terbit! Aku sudah mengambil semua fotonya dan aku menikmatinya, si bulat oranye dan sangat hangat. Tidak terlalu buruk, pikirku. Eh tidak, ini keren. Ralatku. 

Semenit dua menit tiga menit, aku makin terpukau akan hangatnya sesuatu yang selama ini ku hindari. Jantungku masih berdegup. Organku yang lain, si hati, berbisik. Hai pagi, kau ternyata luar biasa. Aku salah tentangmu.

Kulirik kamu, masih terlelap. Walaupun terlihat menyebalkan ternyata hangatmu sama persis dengan yang kurasakan saat ini. 

FIKSI

HAPPY SUNDAY, anyway~

Friday, July 26, 2013

kelereng


kamera saku
entah sony seri apa

2015



cita-cita atau hanya sebatas mimpi?

syukurmu?



Suatu pagi, ditengah keramaian lautan manusia. Entah apa filosofi dari ceritaku, aku hanya bercerita.

Aku diam, tapi mengamati sekeliling. Terlalu banyak manusia disana. Tepat di depan saya ada seorang pria, dia berkacamata, tubuhnya tinggi dan berkumis lebat, tapi wajahnya masih muda, mungkin sekitar dua puluh tujuh tahun. Memegang handphone nya, sepertinya sedang membaca pesan masuk. Raut mukanya tidak santai, agak sedikit tegang, mulutnya komat-kamit membaca pesan. Tak lama dia mengumpat. Kata-kata kotorpun keluar dari mulutnya. Entah apa yang membuatnya marah, aku tak peduli.

Aku mengarahkan pandangan, ke arah jam dua ku, disana ada sekumpulan perempuan. Masih abg, kalo jaman sekarang disebut ababil atau abg labil. Ada tiga orang, seorang paling cantik menurutku, seorang berambut keriting, dan seorang lagi manis dengan kulit agak gelap. Mereka berbicara serius, kadang bercanda, kadang tertawa. Lalu si kulit gelap menyeletuk, "Aku nggak suka sama kulitku! Aku nggak cocok pakai warna apapun! Aaaah.. bete!" Dua orang yang lainnya merespon, "Mending sih dari daripada jerawatan! Asal bersih aja menurutku." Lalu mereka melanjutkan ngerumpi dan bercanda. Dasar ababil. 

Aku mengalihkan padangan lagi, sekarang ke arah jam sembilan. Disana ada seorang wanita muda, sedang sibuk dengan laptopnya, sepertinya mengerjakan sesuatu. Entah apa itu. Mukanya serius, tangan kanannya tidak berhenti mengklik scroll lalu menggerakkannya kesana-kemari, lalu meng-zoom screen, menggerakkan mouse kesana kemari lagi. Tiba-tiba wajahnya panik. Jelek sekali. Lalu mengumpat, "Sialan ni laptop, belom ke save kerjaan gue! Laptop kampret!"

Risih mendengar wanita mengumpat. Mataku berkeliling lagi, mencari-cari objek yang menarik diamati. Agak jauh disana, sekitar arah jam sebelas. Ada seorang ibu dan anak. Si ibu sepertinya habis belanja, ditangannya terdapat dua buah kantong plastik, satu cukup besar, satu kecil. Si anak terlihat baru saja datang untuk menjemputnya. Sayup-sayup terdengar, "Ibu belanja apa?" "Ini, ada kangkung sama tempe goreng. Ibu mau bikinkan tumis kangkung, kesukaan kamu." "Terus ibu beli apa lagi?" "Ya itu, sama bumbu-bumbunya." "Masa itu doang?" Lalu terlihat raut wajah ibu yang tadi berseri-seri menjadi agak canggung, memaksakan senyum. Keriput di pelipis mata mulai terlihat lebih jelas. 

Aku memejamkan mata. Otakku bekerja memutar memori-memori sehari yang lalu, seminggu, sebulan, setahun. Lalu dia berbicara, entah bagaimana dia bicara, tapi aku mendengarnya. "Kau juga sering seperti itu. Bukan kah Tuhanmu menyuruhmu untuk bersyukur akan setiap nikmat yang telah diberikan padamu?"


instropeksi, mari.

Wednesday, July 24, 2013

bom waktu

Kata orang hati bagaikan bom waktu, akan meledak pada saat yang sudah ditentukan oleh semesta. Ini waktu dimana aku bersiap merasakan dahysatnya ledakan bom waktuku. Bersiap.

Sore ini aku sudah siap. Koper berisi puluhan pakaian yang berjejalan yang asal ku masukkan dan tas ransel berisi dompet, minuman, camilan, handphone, ipad, dan jaket pun sudah siap di depan pintu. Tiket kereta ekonomi, semoga sudah berada dalam kantong celana. 

Tidak lama kemudian sebuah klakson terdengar dari dalam kamar. Ah dia sudah tiba, ini waktunya, pikirku lagi. Dengan perasaan campur aduk antara senang, sedih, takut, akupun menyambutnya. Tentu saja cara jalanku kaku, tak seperti biasanya. Entahlah. 

Mobil melaju membawa kami menyusuri jalan Sudirman dengan santai. Kami diam, tetapi tidak pada pikiranku. Badanku tegang, bak badan dengan tulang tapi tanpa otot. Suara musik klasik mengalun pelan dari tape. Tapi, bahkan suara itupun tidak membuatku lebih rileks. Aku terlalu dalam menyelam dalam pikiran yang terlalu sinting. Apakah bom waktu akan meledak saat ini?

Dalam diam kami berbicara pada diri masing-masing. Otak kananku bertengkar dengan otak kiri, satu sisi akan meledakkan bom, sisi lain mencegah. Hampir saja bom waktu itu meledak sendiri disana, untung rem mendadak melerai semua pertengkaran itu.

Tak lama kami berhenti, diparkiran Stasiun Tugu yang sore itu cukup ramai. Dia mengantarku sampai pintu masuk stasiun. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Aku hanya berbicara ketika dia bertanya. Oke, kali ini kegugupanku bertambah parah. Badanku kaku semua. Mulutku dengan susah payah menjawab pertanyaannya dengan ya atau tidak atau hehem. Kadang hanya mengangguk atau menggeleng. Sialnya keretaku datang 30 menit lagi. Aku bingung apa yang harus kulakukan. Bom waktu, teringat lagi. Hah~

Dia terus bertanya padaku, dijemput siapa saat aku tiba disana nanti, apa yang akan aku lakukan sesampainya disana, bertanya padaku sekali lagi apakah ada yang tertinggal. Dan masih saja aku menjawab dengan hanya ya atau tidak atau hehem serta anggukan dan gelengan. Pikiranku tidak fokus padanya. Hanya pada bom waktu. Detiknya terus berhitung mundur, entah cuma perasaan atau apa tapi angka pada bomnya berganti lebih cepat. Seperti jantung yang berdegup lebih kencang. 

enam 
lima
empat 
tiga 
dua
satu

...

Akhirnya aku memutuskan untuk meledakkannya sekarang.

"Ehm, Putra, sayaaa mau bilang..."
"Eh, itu kereta kamu sudah datang. Hati-hati dijalan, nggak ada sesuatu yang tertinggal kan?"

Ada! Ada Putra. Sesuatu yang tertinggal jauh didalam sana. Apa kau benar-benar tidak tahu?

Keretapun melaju bersama dengan matahari tenggelam. Tak kalah aku pun juga tenggelam dalam lamunanku. Walaupun bom waktu tidak jadi meledak, aku lega. Paling tidak, bukan dalam waktu dekat ini. Mungkin nanti, kalau semesta sudah ikut andil dalam masalah ini semua akan terjawab. Apakah dia akan tetap meledakkannya atau memutuskan kabelnya. 

Semesta, putuskan saja kabelnya. Bisikku pada-nya.


FIKSI

Friday, July 19, 2013

basmallah


Sundak Beach
captured by me, fujifilm prosumer

Wednesday, July 17, 2013

#6 ondeonde project: Nabilla Lutfa


coreldraw for vector & photoshop for coloring

Nabilla Lutfa Amalia, 20---- yo, nocturnal friend,
architecture UGM 2011
congratulation or poor you becoming one of my holiday project
but this is not free
satay padang! yeah~ hihihi
:P



Tuesday, July 16, 2013

#5 ondeonde project: Dian Pelangi


she is
the best hijabers fashion blogger from Indonesia I think
22 years old and very inspiring


dian pelangi

What a lucky day today!
Perempuan yang selama ini blognya sering banget saya buka, saya kepo instagramnya, Dian Pelangi, bales mention saya! Huaaaaaaaaa~ oke ini berlebihan. Yaudah sih, yang penting happy. One of inspiration girl of the year, yeaaah!


 


7 ramadhan

ini foto bulan pertama yang berhasil saya ambil

gak pake edit, sama sekali lhooo, asli, langsung upload dari SDcard

art jog 13

Akhirnya kesini juga tadi siang. Secara gak langsung makasih buat kurkur yang nyuruh dateng rapat KKA pagi tadi. Thanks Riastutik dan Ayuk yang udah nganterin!

Taman Budaya Yogyakarta, 6-20 Juli 2013
Pameran seni atau fineart gitu, tau artjog dari yang 2012 lalu ada di post ini. Tahun ini temanya maritim-maritim gitu. Keren deh. Gak terlalu paham seni tapi syukur bisa menikmati hihihi.
more info: @artjog and national geographic

some picture I took, gak hapal judulnya, daripada salah mending gak usah ditulis hehe.

Dibawah ini gambar pertama adalah fasade (tampak depan) TBY, pertama liat yang saya ingat Guggenheim Museum di Bilbao by Frank Gehry, ikan di depannya nambah Gehry banget!


yogyakarta.panduanwisata.com
itu yang bawah kabel-kabel

(kayaknya) kerangka ikan
bisa gerak, gerakannya kayak kupu-
kupu

(nangkepnya) tukang fogging

nenek moyangku orang pelaut! gemar mengarungi luas
samudera~ menerjang ombak, tiada takut,
menempuh badai sudah biasa~

kapal atasnya ada rumah-rumahnya, maksudnya?
mungkin sumber kehidupan rakyat Indonesia tuh dari perahu-
perahu yg mengarungi lautan
  Menurutku ini keren banget, serius! Favorit!

pantai sundak

pantai baron

pantai indrayanti

ng~ ga tau

itu pake kertas concorde kayaknya *apasih*

sok-sokan perahu kertas & radar neptunus, tapi fail
foto mainstream pekan ini (berdasarkan facebook dan instagram), foto dibawah instalasi kaki raksasa di artjog 13




merenung
Hai jiwa muda, tidaklah kau ingat bahwa kita tinggal di negara maritim? Yang kata orang terbesar di dunia. Kata orang pula paling kaya. Tapi kok belum dimanfaatkan dengan baik ya? Katanya negara maritim? Kenapa jarang makan ikan? Kenapa di universitas jarang ada ilmu tentang maritim dan kelautan? Bro, kita diwarisi nenek moyang pelaut, kenapa nggak belajar dari sana? Masa bakat beliau-beliau ini nggak nurun ke kita? Renungan ini untuk saya sendiri, dan yang membaca.

Saturday, July 13, 2013

#4 ondeonde project: diva, sang bintang jatuh


DIVA
inspired by an novel character
Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Dee

|corel vector & photoshop coloring and montage|

and also make a set on my polyvore, haha, this is just my imagination, kalo nggak suka ya sudah :P



stay productive girls!

rendang telor

It's been so long time not posting about food, cooking or review. This is time to share what my mom cooked for buka today!
Mengapa saya (lebih tepatnya mama) milih telor untuk dijadikan rendang karena: 1. Telor murah 2. Ayam enek, mending di goreng 3. Daging sapi mahal, takutnya malah gagal masaknya.

So what we need:
1. Telur, setengah kg
2. Bawang putih
3. Santan
4. Bumbu rendang indofood (curang haha!)
5. Bawang merah
6. Sereh
7. Daun salam

How to make:
1. Rebus telur, kupas telur
2. Tumis bumbu rendang indofood, sampe wangi (buat yang nggak tahan godaan puasa, jangan deket-deket, karena aromanya maknyus sekalay~) lalu masukkan bumbu-bumbu lain
3. Masukkan santan, aduk-aduk jangan sampe santan pecah
4. Kalo sudah mendidih, masukkan telur, campurkan sama kuahnya, tunggu sampe meresap!
5. Kalo sudah matang makan sama nasi putih anget! :D

rendang telor on progress

well ini pertama kalinya kami masak rendang, not too bad saya rasa hihi
Happy fasting all!

Friday, July 12, 2013

photosynthesis


Just a random picture I found on my folder.
I thought drawing was easier to understood, so I used it to taught Pinka the process of photosynthesis



Tuesday, July 9, 2013

#3 ondeonde project



baby zee
freehand sketch with drawing pen 0.2
digital coloring with photoshop element 10

#2 ondeonde project


Tatitya Tukarisma, 20 yo, UNS, advertising
my elementary school friend, so old year, right? hahaha
Congratulation for being one of my 'victim' of my project!

PS
It's not free
I'll wait my picture you draw!
*evillaugh*

FYI

This is about my picture doodle
I pick people to being my model to draw randomly. Just someone who I want to draw her/him. Jadi entah ini bakal jadi keberuntungan atau kesialan kalian karena telah saya gambar. It's just my hobby guys. Dan saya belum berpikir untuk membisniskannya. Well, saya nggak paham bisnis. But if you ask me to make you a doodle, you must treat me. Minimal Oh Lavita, KFC, McD, Iga Bakar, Pizza Hut, FoodFezt,  or something else~ hehehehehehe

Jadi, mau? I think it's not expensive. I am serious :D

Sunday, July 7, 2013

#1 onde-onde project

It will be 2 months for don't-know-what-to-do-day. And this is what I call holiday. I am not a person who like having activity outdoor. I prefer sitting inside house and doing something that produce something, too, whatever it is, even just a junk writting, food, drawing, or something else. 

So I decide to make a project for my holiday. Call it ondeonde project, one day onde doodle, whatever I draw, freehand or digital doodle or sketch. Moreover, maybe I want to retouch a lil of my studio projects, but forget it. 

Let's just having fun with my friends! Say hello to coreldraw, photoshop, mouse, brush, watercolor, pencil, drawing pens, aaaaaand papers! Wohooooo

This is the first, I guess you've known who's on the picture. Yes, Himawan Jr a.k.a Boram hihihih
I am sorry because the 'lele-mustache' is failed -___-'




Saturday, July 6, 2013

tidak biasa



"Hai selamat pagi."

"Tumben?"

"Memangnya salah mengucapkan selamat pagi, sesekali saja mmm?"

"It's oke, hanya tidak biasa. Apa kabar?"

"Apa?"

"Hmm memangnya salah sesekali saja bertanya apa kabar?"

"Eh, tidaaaak... biasa."

"Ada apa?"

"Maksudnya?"

"Mengapa tidak biasa?"

"Tidak ada."

"Lalu, mengapa semua serba tidak biasa begini?"

"Haha lupakanlah. Eh kamuuu, sudah makan?"

"Hah?"

Dalam hati keduanya bertanya-tanya. Ada apa? Apa yang terjadi? Mengapa tidak biasa? Dan blahblah. Diam satu sama lain, sibuk pada pikiran masing-masing, kemudian sebuah lagu terdengar samar-samar entah dari mana asalnya.
"Hai selamat bertemu lagi aku sudah lama menghindarimu sialkulah kau ada disiniSungguh tak mudah bagiku, rasanya tak ingin bernafas lagi tegak berdiri di depanmu kini, sakitnya menusuk jantung ini, melawan cinta yang ada di hati..."


a fictionbut,might be not a fiction 

Wednesday, July 3, 2013

PANTAI SUNDAK

-menunggu ombak-

Beaaaaaaaaaaaaaach!!

Akhirnya berhasil juga ngajakin Ijah, Suva, Arga, Arta, Anin, Edo, Handi dan yang sebenernya nggak diajak, Arbi, ke Pantai Sundak. Hehehe :P
Berangkat dari kampus jam setengah dua padahal kencannya jam 12 siang. Alhasil sampai sana jam 4 sore dan sempet hujan dijalan. Untungnya pas sampai di pantainya nggak hujan. Nggak ada sunset sih karena mendung, tapiiii puaaaaaaaaaas banget cebur-ceburan di pantai! Jadi ini dia foto-fotonya. As always jepretan Suva yang sekarang di watermark-in semua, thank you for all awesome pictures, Suv! :D

edo-kiky-ijah-arbi-handi
pose jongkok

anin-ijah-kiky-edo-handi

lemparan pasir

bully ijah dengan pasir
bromance, ke pantai cuma buat makan nasi goreng dan kelapa muda, ber-du-a
called arga and artha
ekspresif banget nih foto

proses penguburan

kok kayak kura-kura sih -_-

unyuuuuuu!!
-SEE YOU SUNDAK-

thank you for 
Artha yang sudah merelakan mobil dan tenaga untuk mengangkut kita kesana
ijah-handi-suva-arga-anin-arbi-edo
liburan ke pantainya superduperserubanget!

-HAPPY HOLIDAY-