Niatan kami ke Sendangsono adalah untuk ziarah arsitektur dan mencari ketenangan setelah berbagai macam deadline semester akhir yang mengerikan, salah satunya 12 jam membuat video hotel untuk tugas TKA plus portofolio.
Ohiya, ini dibawah adalah portofolio saya, untuk video kapan-kapan saja saya sharenya :3
lasser cutting |
penampakan cover portofolio, material: tripleks |
setelah menunggu 12 jam video, rahmi belum mandi. saya sudah, tapi terlihat belum mandi juga -_- |
Suddenly escape with Rahmi. Hanya direncanakan malamnya, sehari setelah pengumpulan deadline. Besok ke Sendangsono ya! Lalu tertidur.
Pagi menjelang siang hari, berangkat ke Sendangsono dengan ngaret dulu dari jam janjian, modal asal tahu jalan dan nanya orang sepuluh kali. Perjalanan berpuluh kilometer ditempuh lewat Godean. Jauh. Capek. Tapi setelah sampai, terbayarkan karena tempatnya bagus.
Sendangsono adalah tempat berziarah Katolik, ada gua maria, kapel-kapel, sungai, dan ada yang menjual perlengkapan ibadah. Terletak di Kulon Progo, masih DIY. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca disini.
Adalah karya YB Mangunwijaya yang mendapat Aga Khan Awards (1991) dari Ikatan Arsitek Indonesia. Desainnya mengupayakan agar bangunan tidak merusak alam, namun mengupayakan agar alam sekitar ikut terjaga dan lingkungannya lestari. Lahannya berkontur-kontur, dimana-mana tangga, tempatnya tenang, udara sejuk, nyaman, cocok buat menenangkan pikiran dan tempat pelarian (haha!)
terlihat kontur dan tangga |
pose kembar, gak sengaja :p |
Setelah istirahat dan berkeliling, langit mulai mendung, akhirnya kami memutuskan pulang. Ditengah perjalanan pulang kami menyadari bahwa kami pernah kesana sebelumnya.
Yap! Ini daerah yang kami jelajahi pakai sepeda ke Selokan Mataram. Bisa dibaca disini. Akhirnya kami putuskan pulang dengan mengikuti arah selokan. Numpang solat di masjid yang dulu kami tumpangi juga, lewat jembatan gantung yang pemandangannya luar biasa lalu makan duren! Hohohoho~
pemandangan yang kami dapat di perjalanan pulang. aslinya lebih bagus. -_- |
duren!!!! |
Sampai di Jogja kami makan di tempat makan ala India (lupa namanya) di Jalan Palagan kemudian memutuskan untuk lanjut ke Museum Merapi. Ditengah jalan kami bertemu dengan bapak-bapak yang mau kesana juga, tapi katanya sudah tutup. Tutupnya jam 3 sore. Yasudah, kami pulang, mungkin Museum Merapinya disimpan untuk lain kali. :)
Ohiya, hari-hari selanjutnya saya habiskan untuk escape juga dengan partner yang berbeda.
;)