Seperti kata buku fisika bangunan itu bahwa kenyamanan termal adalah perasaan komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Ketika lingkungan kita sejuk dan dingin kita akan betah berada disana, perpustakaan contohnya, tenang, damai, nyaman, dan aman. Tapi ketika perpustakaan mati listrik, semua orang berteriak, semua orang ribut, dan suasana jadi kacau. Kadar oksigen menurun, panas mulai terasa. Disisi lain keringat mulai bercucuran dan paru-paru kembang kempis mencari sisa oksigen yang tersisa diiringi oleh degup jantung yang tak mau kalah memompa darah. Rasanya ingin pergi dari sana saat itu juga, membiarkan paru-paru kembang-kempis apa adanya tanpa mencari sisa-sisa oksigen lagi dan jantung tak perlu bersusah payah mempompa darah lagi. Kulit dengan selow nya melambatakan pekerjaannya mengucurkan keringat.
Hijau segar dari merah kehitaman, kebusukan. Kapan saya keluar dari sini?
Kurang lebih begitu rasanya, beberapa hari lalu sebelum saya pulang ke rumah. Sejak laptop saya hilang di kosan, suasana jadi beda, kemana-mana takut. Detilnya tidak akan saya ceritakan disini. Maaf. Pokoknya sering bete, takut, menyendiri, gak banyak ngomong, kunci pintu kemanapun meskipun cuma pipis ke kamar mandi, begitulah.
Dan banyak pertanyaan melayang dari teman-teman, "kenapa nggak pindah kos?" jujur, saya juga bingung mau menjawab bagaimana. Saya masih pewe disini, maksud saya dengan suasana kamar saya yang dingin, sederhana, dan cukup bersih. Yah itu hanya kamar saya, bukan kosan ya. Tapi beberapa hari ini saya punya alasan kenapa saya masih bertahan. Dan yang paling mengena adalah nasehat dari mama saya, "Nggak usah pindah, disana murah, cuma dua ratus lima puluh ribu dan bayarnya bisa 3 bulan sekali, kamar mandinya bersih. Bersyukurlah, Insyaallah sukses." dan ketika saya menjawab dengan alasan saya, mama bilang, "Berbuatlah lembut dengan sesama teman, niscaya orang itu akan simpatik padamu, jangan ada dendam, nanti biar Allah yang akan memberi balasannya."
Kemudian teringat kata-kata papa waktu itu, "Nanti nggak usah pindah-pindah kos, papa yakin kok kamu disini akan sukses. Yang penting bersyukur, berdoa, belajar."
Doa mama lah yang bisa membuat saya bertahan disini. Semoga baik ke depannya. Amin
No comments:
Post a Comment