Tadi malem saya ketiduran, setelah dua
hari saya baca-baca tentang Stephen Hawking si Einstein kedua. Baca-baca
teorinya semudengnya dan senangkepnya, liat videonya di discovery channel sampe
filmnya di BBC yang diperankan Om Ben (Benedict Cumberbatch) dan nunggu filmnya
yang paling baru The Theory of Everything. Selama seharian saya nggak berhenti
kagum dengan teori-teorinya, kagum dengan semangatnya, walaupun beliau lumpuh
tapi jiwa dan pikirannya tidak ikut lumpuh, kagum bagaimana perusahan intel
bisa membuatnya bahkan bisa berkomunikasi dengan komputer dan sampe sekarang
masih penasaran banget sama sistem komunikasinya yang ia bikin selama 20tahun
belakangan.
Dan nggak berhenti mengucap astaghfirullah
saat membaca bahwa teori-teori yang beliau yakini itu sangat menyangkal adanya
Tuhan, bahwa tidak ada apa-apa sebelum big bang, tidak ada materi dan
sebagainya.
Setelah baca-baca Hawking dan teorinya,
lanjut ke link tentang Albert Einstein, teori relativitasnya, tentang
blackhole. Lalu tiba-tiba teringat memori masa kecil saya.
Dulu jaman kecil saya pernah pengen jadi
astronom, pengen ke bulan dan bahkan mars. Dari kecil saya sebenernya tertarik
sama luar angkasa. Sering dulu diam-diam mengamati bintang. Dan mencoba
mencermati bintang itu warnanya apa, menghitung jumlah bintang yang ada di
langit selatan-utara-timur-barat dan mencoba mencermati apakah bintang itu
bergerak apa nggak, berharap suatu hari saya bisa membaca rasi bintang. Sampai
pada akhirnya, saya punya teropong, bukan teropong bintang sih, teropong biasa
tapi lumayan bisa buat ngeliat bintang. Saya girang banget pas bisa ngeliat
planet mars sama venus waktu kecil. Dan pernah punya buku yang isinya kehidupan
di Planet Mars. Kemudian saya ke perpustakaan SD, disana ensiklopedia nya
lumayan lengkap. Saya mencari tentang luar angkasa, dan itu pertama kali saya
nemu kata-kata alien sama UFO. Terus ada banyak gambar tentang alien, bentuknya
kayak cumi-cumi, atau gurita. Entah kenapa foto itu begitu real dan sampe
sekarang masih melekat diotak. Bahkan masih inget banget letaknya di bagian tengah-tengah
buku, halaman sebelah kanan, gambarnya di pojok kanan bawah, besar, dan jelas.
Sebagai anak kecil, pikiran itu nggak begitu saja hilang, bertahan
berbulan-bulan untuk terus mencari, membaca buku yang sama berulang-ulang dan
sampai akhirnya naik kelas 5 SD dan melupakan semuanya. Hahahahah
Tetiba nemu link tentang Nessie, Monster
di danau Lochness. Yang ternyata November 2014 kemaren heboh foto penampakannya
lagi. Telat ya gue.. biarin dah.
Jaman kecil juga saya pertama kali membaca
tentang Monster di danau Lochness, Skotlandia, saya membaca di buku
ensiklopedia Doraemon (hahahaha)! Inget banget, bukunya bentuknya sama kayak
Atlas. Isinya pun mirip atlas, peta setiap belahan dunia, nama negara, dan ciri
khas dari negara tersebut, termasuk mitos-mitosnya.
Lochness juga pertama kali saya baca di
komik doraemon entah seri berapa. Lalu saya kepo. Saya tanya adek saya yang
suka banget sama dinosaurus. Bener apa nggak ada spesies macem itu. Trus saya
mulai mencari-cari foto monster Lochness di perpustakaan SD dan hasilnya nihil.
Dulu saya belum punya akses internet. Jadi agak susah. Kemudian akhirnya tahu
bahwa foto-foto yang pernah saya lihat ternyata hasil rekayasa belaka. Oh
Lochness. Memori masa kecil~~
Sampai akhirnya saya ketiduran. Dan
bermimpi aneh, nyata dan berulang-ulang, dengan latar belakang yang berbeda.
Jadi sore itu sedang lagi ribut suatu
acara besar. Entah itu acaranya apa, saya nggak tahu. Yang pasti semua orang panik
menyiapkannya. Disitu saya hanya sebagai penonton saja sama seseorang, entah
siapa.
Kemudian ada seseorang yang berubah
menjadi monster, bentuknya jadi kayak bunga raflesia arnlodi, ada lidahnya
panjang dan diujungnya ada semacam kepala yang bisa menelan orang bulat-bulat.
Warnanya oranye kayak jeruk. Semua orang makin panik dan berhamburan. Tapi saya
diam saja, hanya melihat.
Malamnya pertanyaan itu terjawab, acara
yang dipersiapkan adalah sebuah opera yang sangat besar. Entah ceritanya
tentang apa. Saya menonton, dikursi hampir belakang, masih bersama teman saya
itu.
Lalu tiba-tiba saya menyadari bahwa salah
satu pemainnya adalah monster yang tadi sore menyerang banyak orang. Saya
berbisik pada teman disebelah saya. Dan saat menoleh ke belakang ternyata
orang-orang melakukan hal yang sama, semua orang. Gila. Lalu saya kembali
menatap panggung. Tepat saat itu mata saya dan mata pemain itu bertatapan.
Sadis. Matanya kuning dan besar. Saya merinding, lalu berbisik lagi pada teman
disebelah saya kemudian saya berdiri hendak keluar. Kebetulan pintu keluar ada
di belakang karena bentuk setting tempat itu amphiteather yang besar.
Saya berdiri, berjalan melalui tangga ke
atas, dan sampai atas saya melihat bahwa orang-orang di kursi belakang sudah
pergi. Sampai di pintu keluar, saya melihat orang-orang itu panik. Berlarian
dan berdesakan keluar dari gedung. Ternyata mereka juga sudah tau kalau
ternyata aktor yang didepan itu monster. Saya lari sekencang-kencangnya menuju
parkiran motor.
Kemudian menstater motor. Saya berusaha
ngebut sengebut-ngebutnya tapi gak tau kenapa motor saya lambaaaaaaat banget.
Monster itu ternyata sudah berubah menjadi monster oranye yang tadi siang. Saya
makin ngebut. Tapi motor saya makin melambat bahkan saya sudah mengegasnya
sekuat tenaga. Kayak di tanjakan motor. Padahal jalannya lurus. Saya kurangi
gigi motor, tapi masih saja lambat, padahal speedometer menunjuk ke angka
40km/jam. Rasanya tenaga yang saya keluarkan sudah maksimal, tapi motor saya
nggak mau kenceng. Kecepatan 40 rasanya kayak Cuma 5 dan itu gasnya udah pol
banget.
Tapi dengan kecepatan itu saya bisa jauh
meninggalkan si monster yang jalannya superlambat. Gerakan monster itu semacem
dibikin slow-motion. Saya tiba didepan rumah dengan selamat dan mama saya
menunggu.
Tiba-tiba terbangun, jam 3 pagi dan laptop
saya masih nyala dengan tab yang membuka gambar Monster Nessie.
Astaga banget.
Saya sudah berkali-kali mimpi naik
motor-gas pol sekuat tenaga tapi motornya seakan ditanjakan padahal jalannya
lurus. Tentu dengan setting yang berbeda-beda. Dan berkhir dengan adegan yang sama
itu. Berulang-ulang. Nggak ngerti deh apa mkasudnya, mungkin bunga tidur,
mungkin juga bisa jadi petunjuk kalo hidup itu keras, meraih cita-cita itu
nggak gampang, meskipun berjuang sekuat tenagapun hasilnya belum tentu akan
memuaskan, jadi harus ditambah berdoa dan ikhtiar. Gitu, kali?
Postingan ini super panjang dan random
banget, dan intinya di mimpi yang berulang-ulang.
Tumben, tulisam lo jadi 'tebel' banget, Ki. :O
ReplyDeletei don't get it, tebel gimana maksudnya?
DeleteKi... udah ada kooooo film The Theory of Everything di edhonet ._.
ReplyDelete