Setahun yang lalu, saya masih bisa meng-smsnya, berucapkan kalimat selamat ulang tahun, semoga panjang umur, diberikan kesehatan , semoga diberikan rezeki yang manfaat dan halal serta berkecukupan, semoga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi setiap cobaan, semoga selalu menjadi ayah yang terbaik untuk kami semua, amin.
Saya merindukannya, mama dan adek
kukira juga sama. Ternyata begini rasanya merindukan seseorang yang jauh,
sangat jauh. Tidak muluk-muluk keinginan saya,
tidak berpelukan melainkan hanya menatap wajahmu, melihat senyummu dan
mengucapkan padamu. Itu sudah cukup untukku.
Saya merasa mungkin saya masih terlalu muda ditinggalkan, saya masih sangat butuh papa, saya masih butuh semua nasehat papa, saya masih ingin membuatmu tersenyum, saya masih belum bisa membuat papa bangga, saya masih ingin dipeluk papa seperti Kiky kecil yang selalu digendong kemana-mana, tapi mungkin menurutmu saya bisa menjalaninya tanpamu, kami bisa. Allah yang lebih tahu.
Jadi Pa, izinkan saya mengucap
doa dihari lahirmu,
Ya allah ampunilah dosa-dosa dan
kesalahannya dan jauhkanlah papaku dari sisa kubur dan api neraka. Dan tempatkanlah dia disampingMu, tempat yang sebaik-baiknya.
Satu kata yang benar-benar membuat saya terus meneteskan air mata ketika mengingatnya berkata, "Nak, semangatmu untuk mengejar mimpimu itu menjadi semangat Papa untuk sembuh."
Pah, justru kata-kata Papa ini menjadi semangat saya untuk terus berusaha mempertahankan mimpi saya, mimpi kita.
Pah, selamat ulang tahun, semoga Allah senantiasa menempatkan kau benar-benar disisiNya, di tempat sebaik-baiknya.