HELLO OCTOPUS! |
Sore ini saya berhasil menjalankan niat jadi treveler super sejati ala Jebraw. Saya, Rias, Ijah, dan Suva. Berangkat dari Pogung jam 3 sore dan sampai di Gunung Api Purba sekitar jam 15.45. Langsung tancap naik.
Jalan tangga bebatuan tinggi-tinggi menyambut saya tapi masih semangat. Naik-naik harus lewat batu kapur karang besar pake tali, lewat celah batu yang bisa buat lewat satu orang doang kayak di 127 hours (plus ada batu bulet di tengah, persis banget), itu keren bangeeeet, sebenarnya, tapi... apalah daya. Saya nggak kuat jalan lagi. Susah nafas, pusing dan hampir pingsan, ohya rrr sebenernya muntah juga sih -..-'
Saya hanya sampai pos 1 itupun dengan tepar setengah-pingsan tiga kali dan yang paling parah akhirnya saya digendong Suva ke pos 1. Lalu saya memutuskan berhenti disana, tiduran disana sendirian ketika mereka bertiga terus melaju ke puncak, saya nggak kuat. Alhasil bengong liat telor bebek yang mau turun ke cakrawala dan sedikit jeprat-jepret.
Lalu tiba-tiba dari batu-batu kapur besar jaman purba ini terdengar menggema suara yang memanggil-manggil nama saya. Kiky kiky kiky berulang-ulang dan ulang. Saya pikir itu hanya ilusi karena akhir-akhir ini imajinasi saya berlebihan. Eh ternyata beneran memang ada yang manggil. Geng Fani, Dea, Nenda, Dien, dan Titis. Nggak nyangka ketemu mereka disini. Mwaaaaaaaa akhirnya ada temen buat turun gunung juga. Anginnya kenceng banget. Jari-jari kaku hahaha. Meskipun gagal jadi treveler super sejati karena gagal menaklukan Gunung Api Purba tapi saya biasa saja.
Ini pertama kali saya naik gunung, dan sepertinya.. saya lebih cocok berteman dengan air -_-
fail panorama, uuuugh! |
belajar manual mode :D |
see you sun! |
thanks to:
Riastika (motor-mate bwahahaha)
Suva (ntar tak kasih salonpas sebungkus suv :'3)
Ijah (you know me so well dah, Jah!)
photos by me: Fujifilm Prosumer
No comments:
Post a Comment