Monday, June 1, 2015

larung


Matahari terbit yang sama yang kulihat bersamamu tanggal 20 Juli lalu kita lihat lagi. Ditempat yang berbeda, tempat kesukaanku dan kesukaanmu. Tempat dimana alam bernyanyi merdu. Nada tinggi debur ombak yang menabrak karang dan nada rendah ombak menyapu pasir pantai, suatu harmoni yang menjadi lagu favorit kita entah sampai kapan. 

Hari ini semua terjadi begitu saja. Kau mengajakku kesini, menculikku dipagi buta. Dan aku mengharapkan kejutan darimu sama seperti hari-hari sebelumnya.

Ekspektasiku salah kaprah. Memang aku mendapatkan kejutan, sangat mengejutkan bahkan. Ketika kau tiba-tiba melepaskan cincin dijari manis kiriku dan melemparnya ke ombak-ombak yang baru datang. Seakan mereka menjemput untuk itu. 

"Maaf, saya tidak bisa." katamu.

Diam. Hening. Sunyi. 
Aku membeku. Bahkan berkedippun tak mampu.

"Maafkan saya." ulangmu.


No comments:

Post a Comment