Saturday, December 28, 2013

mars-phobos-deimos #9 apakabar?

Entah mau dibawa kemana kisah ini. Tapi setiap cerita akan ada akhirnya, pasti. - #7 phobos

Apakabar?
Pertanyaan tadi ditujukan padamu, siapapun kamu. Baiklah, padamu lebih tepatnya. Sepertinya aku tahu kemana arah cerita ini akan berakhir. Aku merasa bodoh terjebak disini. Atau lebih tepatnya dijebak, atau mungkin menjebakkan diri. Aku tidak pernah lagi menerima surat balasan darimu dan tidak lagi mengharapkannya. Sepertinya semuanya sudah terjawab. Dan aku tidak mau pusing-pusing untuk menunggu, memikirkanmu, atau mengirim surat lagi. Tapi apakah harus sekarang aku mengucapkan selamat tinggal? Tapi kita selalu pada orbit yang sama. Bagaimana mungkin aku bisa lupa? haruskah ku percepat limapuluh juta tahunku yang tersisa untuk meledak? -phobos


Dear, Phobos

Apakabar? Pasti kau kaget kenapa aku mengirimu surat. Maafkan aku.
Aku tau kau sedang putus asa tentangnya. Sebenarnya dia juga hampir sama frustasinya sepertimu, makanya dia... tidak pernah membalas suratmu. Aku kasihan padanya. Setiap hari banyak sekali waktunya tenggelam dalam lamunan tentangmu.
Tapi apa yang terjadi dengan kalian berdua bukan urusanku. 
Phobos, semangat ya!

-Deimos


Bukannya semangat, Phobos hampir gila menerima surat pertama yang pernah dikirimkan oleh Deimos. 'Do I know you, girl? Kau membuatku lebih gila!'

hei semesta! tidakkah kau bertindak? Mengubah nasibku menjadi nebula atau asteroid saja? Atau menggantikan posisi Pluto denganku? Apa aku harus meledak sekarang saja?


Dari kejauhan tampak Bumi sedang tersenyum menyaksikan semburat merah yang terpantul dari samudera-samuderanya. 'Ah Mars, kau membuat perangmu sendiri. Sepertinya ceritamu belum berakhir."



Mars-Phobos-Deimos

No comments:

Post a Comment