Monday, January 22, 2018

Seperempat Abad

Dear, universe,
Terima kasih telah memberikan 25 tahun yang luar biasa!

 So, happy birthday for me dulu lah yang udah seperempat abad.

Dulu resolusi pas ulang tahun ke empat adalah: tahun depan gue mau ngerayain jomblo perak pokoknya. Dan konyolnya nggak terjadi. Padahal kalo beneran, saya mungkin lagi jalan-jalan ke Hogwarts.

Ya tapi, 25 tahun nggak sekedar tentang status jomblo atau nggak sih. Setahun penuh kayaknya saya nggak punya hidup lain selain marketing, proyek, lrt city dan adhi, yang menurut saya jauh lebih berkesan dari pada jalan-jalan ke Hogwarts (boong ding, tetep masih pengen).

Dan momen ulang tahun adalah hal yang biasa saja menurut saya. Tapi terima kasih untuk teman-teman seproyek seperjuangan panas-panasan di proyek yang tak ber AC selama setahun udah mau ngasih surprizeeee. Hail Sentul!

My LRT City team

Tapi ada yang membuat saya sedih setengah mampus di awal usia ke 25 ini dan menurut saya parah banget.

Saya tidak punya waktu untuk teman-teman dan keluarga, dan hobi juga. Semua waktu tersita di proyek. Entah saya yang salah, atau memang takdirnya begitu.
Terlebih sedih lagi adalah ketika saya telat tahu kalau si Rahmi mau menikah akhir Maret ini. Jadi ceritanya, si Rahmi ini mau kasih kabar langsung ke saya, tapi apalah daya, jadwal kami selalu tak pernah berjodoh. Setelah Eta, Sri, Ijah tahu, saya baru tahu belakangan karena dapet kode dari Eta. Demi apaaaaa.... Akhirnya nelpon Rahmi sambil minta maaf, terus malemnya nelpon Ijah sambil nangis.

Momen ini mak jleb-jleb bikin saya nangis dan menyadari kalau hidup tak sekedar cuma urusan kantor atau proyek. Hellowww, Kiky! Get a life dong! Kamu kemanakan sih hobi kamu, keluarga kamu sama temen-temen kamu? Kamu kemanakan blog ini? Kamu kemanakan cita-cita kamu yang lain?

But well, apa yang terjadi setahun belakangan saya pilih sebagai pelajaran saja. Tidak perlu disesali dan tetap bersyukur. Tapi saya punya resolusi buat get a life. Kembali ke dunia yang lama. Banyakin jalan-jalan. 

Oh take me back to the start~


while listening to
The Scientist - Coldplay

Friday, January 5, 2018

a present

Present adalah sebuah kata yang berarti hadiah yang tampak secara kongkrit. Entah apakah kata present atau gift yang cocok untuk menggambarkan 2017 kemarin ini, tapi anggaplah hadiah-hadiah yang diberikan kepada saya adalah kongkrit.

Alhamdulillah 2017 yang luar biasa. Singkat cerita setahun kemarin saya resmi bekerja di perusahaan BUMN dan hampir seluruh waktu dihabiskan memikirkan proyek. Tiga bulan terakhir dipenuhi rutinitas event kawasan yang membuat saya akhirnya jenuh sampai ke penghujung tahun. Dan di akhir tahun ini saya memilih bertemu dengan SDM untuk konsultasi.

Jadi grafik semangat diawal tahun masih tinggi dan makin ke belakang makin turun.  Agak sedikit sesuai dengan hasil test kreaplin waktu itu. Saya menyadari bahwa makin kesini  mereasa makin introvert. Kehidupan proyek ini membuat tidak punya me time, karena pagi-siang-malam-sampai pagi lagi, saya bertemu dengan orang-orang yang sama dan membuat sangat lelah, dan jeuh. Saya kadang harus pergi sendiri, entah belanja atau nonton sendiri demi memulihkan energi. Entahlah kenapa gini amat -_-"


Diawal tahun ini ada beberapa hal yang telah saya renungi. Setelah sebelumnya akhirnya sharing dengan atasan saya tentang karir, kejenuhan, semangat, cita-cita, jobdesc dan tentu saja marketing. Sedikit mendapat pencerahan dan semangat baru, saya berdoa di tahun ini saya dapat menjalankan kewajiban dan tanggung jawab saya sebaik mungkin. Mengingat saya sudah bukan seorang anak MT, melainkan sudah menyandang status pegawai tetap, karir di depan sudah menunggu insan-insan yang siap duluan menyandang jabatan.

Down, sebagai pegawai baru setahun memang wajar menurut saya. Tapi bukan berarti jalan sudah berhenti disitu. Ada kalanya kita down karena jenuh akan rutinitas, itu yang dirasakan. Ada kalanya saya down karena "kok gue ngerjainnya gini-gini aja sih? kalo gini doang mah gak butuh arsitek." sesombong itu saya. But well, ketika kamu bisa mikir seperti itu, sebenernya bukan berbarti kamu sombong. Tentang apa yang kita rasakan, kita sendiri yang paling paham. Mungkin disisi lain, kita memang sudah benar-benar memahami tugas kita dan pantas untuk mengerjakan sesuatu yang lebih dari itu. Seperti sekolah, ketika kamu sudah menguasai pelajaran kelas 1, kita akan naik kelas 2. Dan seterusnya. That's what we call: kompetensi.

Gila kayaknya gue lebih cocok jadi SDM dibanding marketing. (amin)

Tulisan jadi bertubi-tubi padahal intinya mau mengucapkan
WELCOME TO 2018!



Royal Sentul Park - LRT City Sentul