Thursday, October 8, 2020

After a year

Of course I have a lot of story to tell you my dear. Setahun saya tenggelam dalam dunia yang oh so wonderfull yet so s*cks (but first, alhamdulillah). 

No no, saya tidak akan menceritakan tentang pernikahan. But.... Mungkin sekilas saja, I married my bestfriend almost a year ago on November 24th 2019. It was just like a normal Javanese wedding haha. Don't care what the wedding but I do care a lot about marriage. Saya jadi seorang istri sekarang. Dan masih bekerja. Kata suami, kita keluarga tercapek sedunia karena saya masih di Sentul, suami di BSD, dan kami tinggal di Duren Sawit. Imagine that. But first, always say alhamdulillah. We have wonderful journey! 

Semenjak menikah, saya keguguran 2x but hey, I don't wanna talk about this, too. Karena ilmu saya sangat kurang tentang kehamilan dan keguguran. Dan menceritakan pengalaman akan menjadi sangat panjang. Intinya, di kehamilan pertama saat awal pandemi di bulan Maret, dan kehamilan kedua di bulan September dan saya baru siang tadi melakukan kuretase. 

Jadi, kenapa saya memutuskan untuk menulis setelah kuret adalah saya habis ngobrol sama suami dan bikin thread di twitter. 



Sudah setahun sejak tulisan terakhir saya buat untuk blog ini, kikysway, my dear blog, my dear dream, my dear story. Saya kangen. Bukan kangen blog nya, saya kangen karena sudah lama tidak begadang, mengajak ngobrol dengan diri sendiri, menemukan pikiran-pikiran, bertanya apakah saya sedang baik-baik saja, atau sedang happy atau apa. 

Jujur memang sejak kerja, saya benar-benar tidak punya waktu untuk menulis. Mungkin ada sepulang kantor, tapi prefer untuk tidur, istirahat atau netflix. Chill. Makin kesini pula pikiran saya memang hanya kerjaan kerjaan dan kerjaaan. Oh ya, saya sudah hampir 4 tahun jadi pegawai sejak 2017! Cheers! Haha!

Banyak tulisan di blog ini dari hasil ngobrol dengan diri sendiri. Beberapa tahun, saya melupakan kegiatan ini, lalu jadi lupa pada diri. Melupakan kalau saya ini punya ruh yang harus diajak ngobrol juga biar tetep waras menghadapai kenyataan di dunia profesi. Kadang ngobrol dengan diri sendiri, mengasihani, memaafkan, instropeksi, mendengarkan, mencari solusi bisa bikin emosi kita dan mental kita lebih stabil, untuk saya ya. Mungkin cara saya mengenal diri sendiri dan memahami diri sendiri memang dari diam dan instropeksi ini.  

Dari sini mungkin kita jadi lebih bisa menerima kekurangan, kelebihan dan tidak lupa jati diri sendiri yang paling penting. Kita jadi lebih tau siapa diri kita sebenarnya dan untuk apa tujian kita ada disini. 

So, a lot of story to tell. Ups and downs. 

Mungkin I lost myself. Sedih nggak sih, gimana bisa ceritanya bisa lost myself. Bukan menyalahkan, tapi bisa jadi pekerjaan kantor, jabatan, tetebengek kantor lain bikin kita suka sibuk sendiri. Sampe lupa kalau saya ini seorang istri, dan sampai keguguran 2x. I don't blame myself. I learned it from myself :')

Jadi ngobrol sama diri sendiri, mungkin adalah cara Allah menyadarkan sebagian makhluknya untuk instropeksi setiap kejadian yang diterima. Semua pasti ada hikmahnya. Bismillah, to the next BETTER chapter Insyallah. 



Photo : Cemoro Sewu
While listening to Forget Jakarta - Adhitya Sofyan