Friday, January 22, 2016

Dongeng Komodo: Putri Fira dan Buah Lontar

once, in Komodo village
Saya buat sebuah dongeng 25 Desember lalu, ditengah malam tanpa penerangan, di kolong rumah orang, sambil mengecat papan tripleks berukuran 8x3 meter untuk background panggung Festival Komodo. Bersama geng dekor hore KKN, mas riza, tobi, dan hasa si anak kambing tetangga. 

Zaman dahulu kala, terdapat desa kecil yang terletak dibawah bukit. Masyarakatnya rukun, kehidupan mereka tentram dan damai. Desa itu terkenal dengan nama Desa Komodo. Disana hiduplah seorang putri yang cantik jelita, yang bernama Putri Fira.

Suatu hari, sang Putri ingin berjalan-jalan keatas bukit. Ia lalu pergi, berjalan sendirian. Di tengah kalan sang putri merasa sangat lapar. Dia terlalu capai setelah mendaki setengah bukit. Kemudian dia melihat ada sebuah pohon lontar yang berbuah di atas bukit itu. Sang putri ingin sekali memakan buah lontar itu. Sayangnya, ia memakai gaun yang sangat cantik sehingga tidak bisa dipakai untuk memanjat. Sang putri hanya memandang buah lontar itu sambil berharap ada seseorang datang untuk mengambilkannya buah lontar.

Tetiba dari langit, muncullah sebuah lubang hitam. Sang putri terkejut. Lebih terkejut lagi, ketika dari lubang hitam itu muncul seorang pangeran tampan dari negeri antah berantah.
Sang pangeran menawarkan bantuan kepada putri untuk mengambil buah lontar. Sang putri sangat girang akan bantuannya. Tapi sang pangeran tidak mau mengambilkannya begitu saja. Dia meminta persyaratan dari sang putri.

“Akan ku ambilkan kau tiga buah lontar, namun dengan tiga syarat pula. Apakah kau setuju?”
“Apapun akan ku lakukan, aku sangat ingin memakannya.”
“Baiklah. Syarat yang pertama adalah, setelah kau makan buah lontar itu kau harus membuang kulitnya diatas bukit sana.” sambil menunjuk puncak bukit seberang. “Lalu, kau harus membuang kulit yang kedua di kaki gunung Ara.” Gunung Ara adalah gunung tempat paling tinggi di Pulau Komodo. Dan di kakinya, terdapat mata air yang jernih. “Yang ketiga, buanglah kulit itu ke lubang hitam tempat aku datang tadi. Bagaimana, putri?”
“Baiklah. Aku setuju. Asalkan kau ambilkan buah itu sekarang juga.” Dengan berat hati putri menerima persyaratan yang sangat berat itu.

Pangeranpun memanjat dan mengambilkan tiga buah lontar sesuai perjanjian. Kemudian diberikannya buah itu kepada putri. Sang putri yang kelaparan langsung melahap satu demi satu buah lontar itu dengan sangat lahap. Sampai akhirnya habis.

Karena kekenyangan sang putri mengantuk. Dan akhirnya tertidur dibawah pohon lontar itu.
Sang pangeran menungguinya sampai dia terbangun. Satu jam, dua jam, tiga jam. Sang pangeran bosan menunggu dan agak kesal karena sang putri belum memenuhi syaratnya. Akhirnya sang pangeran meninggalkan putri untuk berjalan-jalan di puncak bukit. Sambil menunggu sang putri terbangun.

Matahari mulai condong ke arah barat. Sang putri akhirnya terbangun. Ketika membuka mata, dia mendapati sang pangeran sudah tidak ada. Kesempatannya untuk pergi kabur dari pangeran. Sang putripun pergi berlari meninggalkan pohon lontar. Dia turun untuk menghindari sang pangeran.

Sang pangeranpun tersadar ketika dia turun dari puncak bukit untuk membangunkan sang putri. Ketika tiba di pohon lontar. Pangeran terkejut mendapati putri sudah tidak ada lagi disana. Sang pangeran pun marah karena putri tidak menepati janjinya.

Didapatinya tiga kulit buah lontar yang tadi di makan putri tergeletak begitu saja dibawah pohon. Sang putri mengingkari janjinya...

dongengnya belum selesai, bagaimana kelanjutannya?


Ditengah malam itu, satu persatu dari kami melanjutkan dongeng, didengarkan oleh yang lain. Kocak sih. Ada yang serius mikirin kelanjutannya sampai super panjang, sampai pada ngantuk, ada juga yang asal nyeplos pake bahasanya yang super lucu, tapi seruuuu~

Nggak perlu keluar uang mahal untuk suatu kehangatan dan kebersamaan. Ga perlu tempat mewah untuk bercengkrama bersama sahabat. Hanya perlu, aku, kamu, kita, papan tripleks, cat, kuas dan senter untuk membuat semua makin dekat.

Cheers!


Pos ini saya persembahkan khusus untuk temen-temen dekor hore festival komodo:
Afi, Ardys, Stella, Othy, serta Riza, Asdar, Efen dan Pak Yusuf!


*sorry for my drawing. ancur banget, i know.*

No comments:

Post a Comment