Sunday, September 22, 2013

malam minggu

“Segalanya semakin dekat, ketika sesuatu itu terus kau pikirkan.”

Sudah tengah bulan saja. Waktu begitu cepat, secepat tidurku tadi sore. Yah walaupun bulan sedang indah-indahnya dan langit sedang cerah-cerahnya, tapi meja dan tugas tak mengijinkan aku beranjak keluar bersamamu malam ini. Tapi tak apa, toh kita masih bersama-sama, di depan meja dengan tumpukan buku-buku dan kertas-kertas ini. 

Projek ini memang projek masing-masing dari kita, tapi tak ada salahnya bertukar pikiran dan pendapat tentang masalah ini. Selama ini kita memang selalu begitu kan, bertukar cerita dan saling memberi masukan.

Cangkir kopi kedua ku sudah hampir habis ku minum, eh tiba-tiba kau malah menyuruhku membuatkan untukmu. Tadi sempat ku tawari, tapi kau menolak.
Sembari mengaduk kopi hitam tanpa gula kesukaanmu aku melamun, hanya dalam sedetik aku larut, dalam dan jauh seakan-akan badanku terbawa terbang olehnya. 

Deg! 

Dalam pikirku ada yang berbicara, pelan tapi bernada, ada alunan musik klasik dibelakangnya. 

Segalanya terasa menjadi dekat ketika hal itu semakin sering dipikirkan. Entah hanya mendengar namamu disebut, melihatmu tidak lebih dari sepuluh meter, chit-chat denganmu dan terkadang tanpa sengaja bertemu di suatu tempat. Semakin dipikirkan juga semakin ada yang berdetak tak beres dijauh sana. Ah... mungkin efek dua cangkir kopi yang kuminum, sangkalku. 

Reflek, mataku melirik ke arahmu yang sedang membolak-balik kertas yang berisi rangkumanku. Hmm... pantas saja, kau tidak suka gula.

 
A-


No comments:

Post a Comment