Saturday, September 14, 2013

mars-phobos-deimos #6 pecundang

Bukannya aku tidak peduli, tapi inilah tujuanku! Sesuai namaku, dewa perang

deimos
Aku bukannya meminta yang aneh-aneh. Bukan juga mengharapkan sesuatu yang berlebihan. Aku hanya ingin dianggap ada. Olehmu. Aku tidak minta diajak makan malam mewah di tempat bertaburan bintang dan minum wine kesukaanmu. Aku hanya ingin kau mendengar ceritaku itupun terserah mau benar-benar kau dengarkan atau hanya kau anggap angin lalu. Hanya itu saja, sih.

mars
(hanya diam seperti pecundang yang super kampret melihat perempuan di depannya yang matanya berkaca-kaca hampir menangis dengan lubang hidung yang mulai kembang kempis akibat menahan jantungnya yang berdegup mengalahkan getaran gunung yang hampir meletus)


Semesta memang sengaja membuat sosok cuek dan kampret seperti Mars. Lalu membiarkan sesuka hatinya akan apa yang dilakukan Mars. Seperti namanya, Dewa Perang, mungkin inilah sebenarnya apa arti namanya, perang hati diantara wanita disekitarnya. Cukup hanya mengibaskan rambutnya dan sekitarnya akan merasakan dahsyatnya sang dewa. Tidak perlu gombal untuk membuat mereka ribut. Dahsyat! 
Dimana-mana perang akan ada pemenangnya, namun Semesta belum memperlihatkan siapa yang memenangkan hati sang dewa, ataukah Semesta punya kehendak lain?

Diantara nebula-nebula terlihat Bumi sedang makan es krim, wajahnya murung, sepertinya ada banyak masalah disana. Sementara Phobos, oh apa kabar dia? Apakah sudah menyerah?

Mars, aku tidak habis pikir kau sebegitu pecundanngya menghadapi mereka! -terdengar suara, entah darimana asalnya. Tapi anginnya datang dari tempat Bumi berada. Blah, siapa lagi itu!




si dewa perang-si penakut yang bisa terbang-tukang teror!

No comments:

Post a Comment